Menanti teana* di batas kota jogja
Duduk beralaskan sebuah tikar lusuh
Kuseruput secawan teh manis untuk menawarkan dahaga
Sejauh mata memandang banyak madu-madu berlalu lalang menunggu datangnya kumbang-kumbang malam untuk beradu kasih
Sedangkan daku disini hanya berteman dengan angin dalam kesendirianku
Begitu syahdu dan menghanyutkan kelamnya malam
Kadangkala aku iri dengan para kumbang-kumbang malam
Di kala mereka butuh penglipur lara, ada madu-madu yang siap sedia untuk hubungan sesaat
Tapi aku bukanlah kumbang yang habis menghisap sari-sari madu kemudian pergi berlalu
Aku adalah orang yang masih mengkultuskan nilai-nilai moral
Bukan munafik memang ! Tapi....yang kuinginkan adalah seorang dewi yang dapat mengerti hatiku, begitu pula sebaliknya
Tak peduli bagaimanapun bentuk fisiknya, fisik bagiku hanya penghias raga belaka
Seringkali terbersit juga beberapa pertanyaan dalam hati : sampai kapankah aku harus menjomblo…?
Haruskah aku hidup dengan berkawan secawan teh manis dan angin tanpa ada kembara hati yang bisa menemaniku setiap hari dalam suka maupun duka…
Aku hanya bisa berserah kepada DIA yang empunya hidupku
Semoga demi waktu nanti aku diizinkan berjodoh dengan sang dewi….
*teana:fajar dalam bahasa Indian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar