Saatnya kini menangis untuk kebahagiaan tak terhingga,
tertawa bersama mentariku dan wajah-wajah dekat yang setia mengiring langkahku.
Saatnya menangis untuk cinta yang tak juga pudar,
meski sekian lama aku coba membenamkannya dalam lumpur.
Saatnya menangis untuk karunia yang tak lelah menaungi setiap langkahku.
Saatnya menangis untuk pengembaraan baru yang mungkin akan lebih meluluhlantahkan pondasi kaki dan hati.
Saatnya juga mengucap terima kasih untuk hadirmu yang bagiku terlalu tajam menukik, menyimpan makna terdalam dari kehadiranmu selama ini
Mengendap perlahan lalu menjelma pengharapan semu lagi
THANK’S Say
Padamu segalamu aku biarkan jiwa ini mengasah lautan, mendambamu
Lalu rebah diam, bisu menunggu cintamu
Tapi masihkah ada ruang untukku ??
sementara aku tau kau masih menutup tirai jiwamu
Jika aku boleh memilih, tak ingin semua kenangan tentangmu berakhir sia-sia
Jika aku boleh memilih, aku ingin kau jadi kekasihku
Kalau boleh , ijinkan aku menyayangimu seumur hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar